Rabu, 09 Februari 2011

Melati Mekar di Tengah Lumpur


SUNGGUH, bangsa ini sedang berada dalam kondisi yang sangat menyayat hati. Setiap hari stasiun televisi berebut jam tayang berita kriminal. Hari ini pemerkosaan di bawah umur, perampokan, curanmor, penodongan, pertengkaran, pembunuhan, dan bunuh diri. Besoknya beritanya juga begitu, hanya pelakunya yang berbeda. besoknya begitu lagi. Dan seterusnya....

Di sisi lain, semakin banyak para pejabat yang sibuk korupsi dan bertaruh uang untuk mendapatkan pengacara yang bisa membelanya di pengadilan. Sementara itu, rakyat kecil asyik berjudi. Tak henti-hentinya gali lubang tutup lubang.

Banyak pengamat mengatakan Indonesia saat ini tengah bangkrut. Yang lebih miris lagi, pendidikan dituduh hanya menghasilkan orang-orang gagal baru. Penghunu rumah sakit bertambah padat, demikian pula rumah tahanan di lembaga permasyarakatan. Sepeda motor hilang di mana-mana, bahkan masjid pun jadi tempat yang tidak aman untuk membawa barang berharga.

Kadang saya berpikir, seandainya saja ada alat elektronik yang dapat mengidentifikasi dan dapat menghitung perasaan-perasaan yang berkecamuk di dada setiap orang di NEGERI ini. Saya ingin tahu, berapa banyak di antara kita yang sedang sakit hatinya, putus asa, frustasi, iri, dengki, marah, benci, dan kehilangan percaya diri.

Seandainya pun bisa, ingin saya memasang sebuah monitor raksasa yang dapat menampilkan presentasi grfis kondisi jiwa setiap anak bangsa kita. Berapakah perbandingan antara orang yang BERIMAN dengan orang yang INGKAR??
Berapakah perbandingan antara orang yang JUJUR dan orang yang DUSTA??
Berapakah perbandingan antara orang yang TERBURU NAFSU dan orang yang SABAR??
Berapakah perbandingan antara orang yang SYUKUR dan orang yang KUFUR??

Dengan begitu, kita bisa melihat bersama tampilan sebuah peta jiwa bangsa kita. Sekedar mengingatkan kita semua bahwa bangsa ini tidak hanya sedang sakit jasmaninya, tetapi juga rapuh rohaninya.

Seorang mantan direktur TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) pernah terpaku dengan kurikulum TPA yang iasusun bersama dengan rekan-rekannya. "Apa yang dapat dilakukan selama 1-1,5 jam pertemuan setiap tiga kali seminggu, melawan sinetron yang durasinya dua jam, majalah dan tabloid belasan halaman, belum lagi ditambah perilaku orang tua dan anggota keluarganya sendiri yang kadang-kadang keterlaluan??"

Yah, begitulah. Dimanapun tempatnya, kita memang selalu bersaing dengan lingkungan yang lain.

Mungkin kita pun pantas bersedih ketika kita mengajarkan cint dan kasih sayang dengan kata-kata yang lembut, tulus, dan penuh perhatian, tetapi cinta bagi mereka dimaknai sebagai rayuan gombal, ciuman, dn pelukan dua orang yang tampan dan cantik menawan. Ketika kita mengajarkan indahnya persahabatan, mereka lebih suka keindahan pakaian. penampilan, dan mainan. Ketika kita mengajarkan kegigihan dan semangat juang, mereka lebih suka bermimpi menjadi Kera Sakti, Doraemon, atau memiliki peri cantik yang dapat memenuhi semua keinginan tanpa perjuangan. Lalu, KAPAN BANGSA INI BISA MAJU??

Namun, suatu saat harapan saya tumbuh bersemi ketika melihat seorang gadis kecil yang pandai mengaji, sekolah, berprestasi, dan baik budi pekerti. Padahal, ia hidup dalam keluarga yang dekat dengan minuman keras dan judi.

Harapan saya juga kembali bersemi saat mengenal seorang ibu yang suaminya tak pernah mengenal shalat namun memiliki semangat tinggi tiap sore mengajar anak-anak mengaji. Dengan segala kondisi yang serba 'tak ideal' itu, ia tetap berusaha menjadikan dirinya punya makna.

Subhanallah..

Masa Muda

Ada satu masa...
Dimana , kita memiliki kekuatan luar biasa .
Kekuatan yang telah terbukti dan teruji mengubah dunia dalam sejarah peradaban manusia .

Masa dimana..
Setiap diri kita pasti melewatinya..
Masa yang penuh karya dan imajinasi .
Masa yang rentan dan penuh coba-coba .

Sebagian dari kita begitu menikmatinya .
Sebagian lagi terseret dan tertatih-tatih melewatinya .
Ada yang menjadi peran utama .
Banyak juga yang sekedar figuran .
Ada pula yang hanya puas menjadi penonton .

Setiap kita , tinggal memilih .
Apakah ingin menjadi manusia biasa ataukah luar biasa .
Kerena dimasa ini , langkah kita sangat menentukan masa berikutnya .

Itulah MASA MUDA .
:)